Debat Ilmiah: Orang Cerdas vs. Orang Bodoh tentang Uang


Debat Ilmiah: Orang Cerdas vs. Orang Bodoh tentang Uang

Di sebuah warung kopi sederhana, duduklah dua orang yang tampaknya terlibat dalam percakapan serius. Yang satu adalah Pak Cerdas, seorang profesor ekonomi yang terkenal dengan pemikirannya yang logis. Yang lain adalah Pak Bodoh, seorang lelaki sederhana yang suka berpikir "out of the box"—meskipun seringkali tak jelas apa yang ada di dalam kotaknya.


Pak Bodoh:
"Pak Cerdas, katanya uang itu nggak bisa tumbuh dari pohon, ya?"

Pak Cerdas:
"Betul sekali. Uang tidak tumbuh dari pohon. Uang adalah alat tukar yang diciptakan manusia untuk memudahkan transaksi."

Pak Bodoh:
"Ah, nggak percaya saya! Kalau saya gantung uang di pohon, terus saya siram tiap hari, pasti tumbuh tuh jadi banyak!"

Pak Cerdas:
(sambil tersenyum)
"Itu bukan tumbuh, Pak. Kalau ada uang tambahan di situ, pasti ada yang iseng nambahin. Mungkin anak kecil atau tetangga sebelah."

Pak Bodoh:
"Ya, tapi kan hasilnya uang saya jadi banyak! Sama aja kan? Pohon saya menghasilkan uang!"

Pak Cerdas:
(sedikit menghela napas)
"Itu hanya ilusi, Pak Bodoh. Yang benar, nilai uang itu berasal dari kepercayaan masyarakat terhadap sistem ekonomi."

Pak Bodoh:
(berpikir keras)
"Kalau gitu, buat apa capek-capek kerja? Kenapa nggak semua orang bikin uang sendiri aja?"

Pak Cerdas:
"Karena uang harus didukung oleh nilai nyata, seperti barang dan jasa. Kalau semua orang bikin uang, namanya inflasi. Uang jadi nggak berharga!"

Pak Bodoh:
(sambil tertawa)
"Itu dia masalahnya, Pak! Uang nggak berharga aja orang rebutan. Gimana kalau uang itu nggak ada nilainya sama sekali?"

Pak Cerdas:
(merasa tertantang)
"Kalau uang nggak ada nilainya, ekonomi modern akan runtuh! Orang-orang tidak bisa membeli apa yang mereka butuhkan."

Pak Bodoh:
"Eh, tapi dulu kita barter, kan? Tukar ayam sama beras. Tuh, nggak perlu uang!"

Pak Cerdas:
"Betul, tapi sistem barter itu tidak efisien. Bayangkan kalau kamu ingin tukar ayam dengan beras, tapi yang punya beras tidak butuh ayam. Itu sebabnya uang diciptakan."

Pak Bodoh:
(sambil menyeringai)
"Jadi uang itu sebenarnya cuma pengganti ayam, kan? Kalau begitu, saya bilang aja ke semua orang, 'Ini uang saya ayam, ayo tukar beras!' Beres!"

Pak Cerdas:
(mulai pusing)
"Tidak sesederhana itu, Pak Bodoh. Uang harus punya standar yang diterima semua orang."

Pak Bodoh:
"Ah, standar-standar. Yang penting orang mau terima aja, selesai. Nih, saya kasih kertas kosong ke orang, saya bilang itu uang, siapa tahu diterima."

Pak Cerdas:
"Itu penipuan, Pak. Jangan-jangan Anda malah dianggap pencetak uang palsu!"

Pak Bodoh:
(sambil tersenyum puas)
"Tuh, berarti yang bikin uang asli itu sebenarnya juga pencetak uang palsu, cuma lebih dipercaya!"

Pak Cerdas:
(terdiam sejenak)
"Pak Bodoh, Anda ini kelihatannya bodoh, tapi bikin saya hampir setuju."

Pak Bodoh:
"Berarti saya nggak bodoh dong, Pak?"

Pak Cerdas:
"Kalau soal uang, sepertinya kita semua sama-sama bingung!"

Mereka pun tertawa bersama. Di akhir debat, keduanya sepakat untuk memesan kopi lagi—yang dibayar dengan uang asli, tentu saja.

Advertisement