Kisah Lucu Bengkel Pintu Harmonika Dan Pelanggan Yang Ribet
"Pintu Harmonica dan Pelanggan Ribet"
Suatu hari, di sebuah bengkel pintu harmonika di pinggir kota, Pak Udin sedang sibuk mengencangkan baut sebuah pintu yang sudah karatan. Tiba-tiba, seorang pelanggan baru, Pak Bejo, masuk dengan langkah tergesa-gesa sambil membawa pintu harmonika kecil yang sudah terlihat berkarat dan bolong di beberapa tempat.
Pak Bejo: "Pak, ini pintu harmonika saya rusak. Bisa dibetulin nggak?"
Pak Udin mengamati pintu itu. "Wah, ini mah sudah kayak pintu zaman Belanda, Pak. Harus diganti beberapa bagian. Kalau dibetulkan saja, nanti cepat rusak lagi."
Pak Bejo mengernyit. "Waduh, jangan diganti, Pak. Mahal. Betulin aja ya, asal bisa buka tutup lagi."
Pak Udin menggaruk kepala. "Baiklah, kalau cuma mau dibetulkan seadanya, biaya Rp150 ribu ya, Pak."
Pak Bejo terkejut. "Hah?! Rp150 ribu?! Mahal banget, Pak! Bautnya kan kecil-kecil doang."
Pak Udin tersenyum sabar. "Iya, Pak. Tapi ini pintunya harus dilas di beberapa bagian juga. Kalau nggak dilas, pintunya bakal jebol lagi."
Pak Bejo menghela napas. "Ya udah deh, tapi tolong cepet ya. Saya buru-buru."
Setelah satu jam bekerja keras, Pak Udin akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Pintu itu sudah kembali mulus dan bisa membuka-tutup tanpa seret.
Pak Bejo mencoba pintunya, tapi tiba-tiba dia berseru, "Pak, kok ini suaranya masih berdecit sedikit?! Kan saya bayar mahal!"
Pak Udin tetap tenang. "Pak, pintu Bapak sudah saya servis sesuai permintaan. Decit sedikit itu bonus nostalgia, biar ingat masa muda."
Pak Bejo masih tidak puas. "Ya udah deh, tapi saya cuma bayar Rp100 ribu aja ya. Soalnya saya nggak minta nostalgia!"
Pak Udin tertawa kecil. "Kalau begitu, Bapak bayar Rp75 ribu saja. Sisanya, nostalgia saya gratiskan."
Pak Bejo mengangguk senang, merasa menang dalam tawar-menawar, padahal Pak Udin sudah menyiapkan jawaban itu dari awal. Setelah Pak Bejo pergi, Pak Udin menatap pintu yang baru saja diperbaiki sambil berkata, "Untung tadi saya nggak nawarin garansi. Kalau pintu itu rusak lagi, pasti saya yang repot!"
Dan benar saja, keesokan harinya, Pak Bejo kembali ke bengkel sambil membawa pintu yang patah lagi. "Pak, ini pintunya rusak lagi! Gratis servis ya?"
Pak Udin hanya bisa menghela napas panjang sambil berkata dalam hati, "Dunia ini memang penuh warna, salah satunya warna pelit!"
Advertisement