EFEK PROGRAM MAKAN SIANG GRATIS PADA GURU MATEMATIKA - BIKIN BENGONG
Di sebuah sekolah, ada seorang guru Matematika yang terkenal sabar. Namun, sejak program makan siang gratis dimulai, sabarnya sering diuji oleh jawaban-jawaban muridnya yang selalu melenceng ke soal makan siang.
Guru (di depan papan tulis):
"Anak-anak, kita mulai ya. 5 + 5 hasilnya berapa?"
Murid (langsung semangat): "10, Bu! Kayak jumlah bakso di mangkuk kemarin!"
Guru (menghela napas): "Ini soal Matematika, bukan soal bakso."
Guru lanjut bertanya:
"Kalau 15 dibagi 3, hasilnya?"
Murid (ceria): "5, Bu! Sama kayak jumlah tempe goreng waktu Kamis!"
Guru: "Kenapa jawabannya selalu soal makan?"
Murid: "Karena pelajaran ini pas jam sebelum makan siang, Bu!"
Guru mencoba pertanyaan lain:
"Kalau ada 8 ayam dan dipotong jadi dua, jadi berapa?"
Murid: "16 potong ayam, Bu! Tapi pasti nggak cukup buat semua murid!"
Guru (mulai frustrasi):
"Baik, sekarang soal cerita. Budi membeli 3 apel dan Siti membeli 2 apel. Berapa total apel mereka?"
Murid (serius): "Bu, kalau beli apel, apa bisa ditukar sama nasi uduk aja?"
Guru (sambil tersenyum tipis): "Kenapa nasi uduk lagi?"
Murid (sambil nyengir): "Bu, apel nggak bikin kenyang. Nasi uduk baru mantap!"
Pada akhirnya, guru hanya bisa tertawa kecil.
Guru: "Baiklah, ayo kita hitung ayam goreng dan bakso saja hari ini."
Murid (bersorak): "Horeee! Pelajaran Matematika favorit!"
Sejak saat itu, guru menyadari satu hal: Kadang untuk mengajarkan Matematika, jalan tercepat adalah lewat perut!