PROGRAM MAKAN SIANG GRATIS - MURID JADI SEMANGAT
Di sebuah sekolah, program makan siang gratis sudah berjalan sebulan. Tapi, setiap hari guru dan murid selalu terlibat "diskusi seru" soal menu yang disajikan.
Senin pagi, jam pertama:
Guru: "Anak-anak, hari ini kita belajar sejarah. Kita bahas perjuangan pahlawan nasional."
Murid: "Bu, perjuangan yang lebih berat tuh nunggu menu Senin, soalnya pasti cuma sayur bening sama tahu!"
Guru: "Lho, kenapa jadi bahas itu?"
Murid: "Soalnya setiap Senin tahu sama sayurnya yang berjuang bertahan di piring, Bu!"
Selasa:
Guru: "Baik, sekarang kita lanjutkan pelajaran IPA."
Murid: "Bu, IPA nanti aja. Hari ini pasti ada ayam goreng. Aku mau antre dulu!"
Guru: "Kan masih jam pelajaran!"
Murid: "Bu, ayam goreng itu langka! Siapa cepat dia dapat!"
Rabu:
Guru Matematika: "Anak-anak, kita hitung luas bangun datar."
Murid: "Bu, ngomong-ngomong bangun, kalau bisa lauknya bangun dari tahu jadi tempe mendoan dong!"
Guru: "Itu bukan bangun datar, tapi bangun selera!"
Kamis:
Guru: "Anak-anak, tugas hari ini adalah menulis karangan bebas."
Murid: "Bu, aku nulis soal menu makan siang ya?"
Guru: "Kenapa soal makan lagi?"
Murid: "Karena hari Kamis menunya ikan, Bu! Paling inspiratif, tapi paling banyak durinya!"
Jumat:
Guru: "Hari ini pelajaran olahraga. Kita lari keliling lapangan."
Murid: "Bu, mendingan lari nanti aja. Kalau capek pas makan, nggak bisa habis nasinya."
Guru: "Lho, kalau nggak lari nanti ayam kecapnya habis duluan!"
Murid: "Bu, ayo mulai lari sekarang!"
Sabtu:
Guru: "Hari ini kita santai ya, pelajaran seni."
Murid: "Bu, menunya nasi kuning kan?"
Guru: "Kok tahu aja?"
Murid: "Bu, kalau Sabtu pasti spesial. Nasi kuning adalah seni yang sesungguhnya!"
Pada akhirnya, para guru menyadari satu hal: Murid-murid mungkin kurang semangat belajar, tapi soal menu makan siang, semangat mereka selalu di atas rata-rata!