Debat Sengit Program Makan Siang: Dari Rakyat Kecil Hingga Manca Negara


Debat Sengit Program Makan Siang: Dari Rakyat Kecil Hingga Manca Negara

Di sebuah forum internasional yang digelar di Jakarta, terjadi debat sengit mengenai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah memukau banyak orang di Indonesia. Sesi debat ini dihadiri oleh wakil-wakil rakyat kecil hingga pejabat dari negara-negara besar.

Rakyat Kecil:
“Program ini luar biasa! Anak-anak kami sekarang makan sambel ayam geprek, lalapan jengkol, dan pete setiap hari tanpa perlu bayar! Sebelumnya mereka cuma bisa mimpi makan enak!” kata Pak Budi, seorang warga desa yang antusias. “Saya kira pemerintah itu cuma janji-janji doang, eh, sekarang malah dapet menu yang bikin perut kenyang dan hati senang. Kalau dulu, cuma bisa makan nasi dengan sambel terasi, sekarang bisa sambel ayam geprek setiap hari!”

Perwakilan Negara Manca Negara:
Di sisi lain, Perwakilan Negara Manca Negara dari Italia tak bisa menahan diri untuk ikut menyuarakan pendapatnya. “Ahem... kami dari Italia, negara yang terkenal dengan pasta dan pizza, harus akui, kami agak cemburu dengan Indonesia. Makan siang gratis sambel ayam geprek? Itu luar biasa! Tapi, kenapa ada pete? Itu seperti tantangan untuk sistem pencernaan internasional!”

Wakil Negara Korea Selatan:
Tiba-tiba, wakil dari Korea Selatan menambahkan dengan serius, “Sebenarnya, jika kami di Korea Selatan, kami mungkin akan memilih kimchi dan bibimbap, bukan sambel geprek. Saya khawatir kalau ada kimchi yang datang ke sekolah, pasti guru-guru harus bawa masker gas!”

Namun, suasana berubah ketika Perwakilan Negara Jepang bersuara. “Di Jepang, kami lebih suka bento. Tapi jika makan siang di sekolah bisa seseru itu, kami akan coba memasukkan pete ke dalam bento sebagai inovasi kuliner!”

Rakyat Kecil Lagi:
Tiba-tiba, Pak Budi yang tadi berbicara, menyela, “Eh, saya kira di luar negeri itu makan siangnya cenderung membosankan, ya? Coba deh, makan nasi dengan sambel ayam geprek dan lalapan jengkol, dijamin nggak ada yang ngantuk! Terus, kalau sudah kenyang, bisa langsung main sepak bola atau main layangan. Bikin semangat, lho!”

Perwakilan Negara Barat:
Perwakilan negara-negara Barat, yang kebanyakan selalu dengan anggun memilih salad atau sandwich, terlihat semakin terkejut. “Wah, jadi kalian makan sambel dengan pete dan jengkol? Kalau di negara kami, itu bisa dianggap eksperimen gizi ekstrem. Tapi, jika bisa membantu anak-anak belajar dengan perut kenyang... kenapa tidak?”

Di akhir debat, meski penuh ketegangan dan canda tawa, satu hal yang jelas: Program Makan Bergizi Gratis telah berhasil mencuri perhatian dunia. Indonesia berhasil membuat dunia berdebat tentang sambel geprek, lalapan jengkol, dan pete, sementara anak-anak di tanah air menikmati makan siang yang enak tanpa khawatir dompet bolong.

Para delegasi pun akhirnya sepakat satu hal: Tak ada yang lebih penting daripada melihat senyum anak-anak yang kenyang dan sehat, meski dunia internasional terheran-heran dengan menu makan siangnya.

Advertisement