Debat Lucu Orang Alim vs Orang Awam Tentang Penyesalan


"Debat Lucu Orang Alim vs Orang Awam Tentang Penyesalan"

Di sebuah masjid kecil, seorang Orang Alim yang selalu dihormati sedang berbincang dengan seorang Orang Awam yang santai tapi polos. Mereka tiba-tiba terjebak dalam perdebatan seru tentang penyesalan dalam hidup, dengan gaya masing-masing yang lucu dan kadang absurd.


Orang Alim (serius):
“Kamu tahu nggak, Bro, salah satu penyebab penyesalan terbesar itu karena orang nggak berani mengambil kesempatan dalam hidup.”

Orang Awam (nyengir):
“Wah, iya bener tuh! Saya pernah nyesel nggak ambil diskon 70% di pusat perbelanjaan, padahal tinggal satu barang. Besoknya hilang!”

Orang Alim (heran):
“Lah, maksud saya bukan diskon, tapi kesempatan hidup! Misalnya, peluang untuk bekerja atau bisnis.”

Orang Awam (tertawa):
“Ah, kalau bisnis juga saya pernah. Buka usaha cilok di depan rumah, tapi bangkrut gara-gara semua cilok saya makan sendiri. Nyesel deh nggak mikirin perut dari awal!”


Orang Alim (menghela napas):
“Yang kedua, menyesal karena mengambil keputusan yang salah. Makanya, harus bijak dalam setiap langkah.”

Orang Awam (sambil mengangguk):
“Iya, saya tau perasaan itu. Pernah saya salah pilih warung makan, pesan makanan yang pedesnya keterlaluan. Perut saya menyesal sampai sekarang!”

Orang Alim (tertawa kecil):
“Ya ampun, beda konteks lagi, Bro. Ini tentang keputusan besar dalam hidup, seperti memilih karier atau pasangan.”

Orang Awam (mikir serius):
“Oh, pantesan, saya pernah nyesel juga pas nonton film horor tengah malam. Keputusan yang salah banget, tidur jadi mimpi buruk!”


Orang Alim (sabar):
“Yang ketiga, orang menyesal karena nggak menjaga kesehatan sejak dini.”

Orang Awam (nyengir lebar):
“Waduh, itu kayaknya saya, deh! Selama ini sering nunda-nunda olahraga. Sekarang, baru olahraga sekali, badan udah kayak remuk, berasa nyesel kenapa nggak mulai dari dulu.”

Orang Alim:
“Betul! Makanya harus jaga kesehatan sebelum terlambat. Nanti pas sakit baru menyesal.”

Orang Awam (tertawa):
“Kalau saya biasanya menyesal setelah makan gorengan lima biji tanpa berhenti!”


Orang Alim:
“Yang keempat, orang sering menyesal karena tidak menghabiskan waktu dengan orang tersayang. Ini masalah yang banyak terjadi.”

Orang Awam (nyeruput teh):
“Iya banget! Saya pernah nyesel nggak ikut nonton bola bareng teman-teman gara-gara ketiduran. Eh, mereka bahas seru-seruan sampe seminggu, saya cuma bisa iri!”

Orang Alim (geleng-geleng):
“Ini bukan soal nonton bola, Bro. Maksud saya, orang menyesal nggak bisa luangin waktu untuk keluarga.”

Orang Awam:
“Oh, kalau keluarga saya aman. Tiap sore saya nongkrong di rumah sambil makan kerupuk bareng emak.”


Orang Alim:
“Lanjut, yang kelima, penyesalan karena sering menunda-nunda pekerjaan. Ini sering banget terjadi.”

Orang Awam (tertawa kencang):
“Wah, itu saya banget! PR sekolah aja saya kerjain lima menit sebelum dikumpulin, terus nyesel kenapa nggak mulai dari minggu lalu!”

Orang Alim (berusaha menahan senyum):
“Makanya, jangan suka prokrastinasi. Apa yang bisa dikerjakan sekarang, selesaikan!”

Orang Awam (serius):
“Iya, bener juga sih. Kayak cucian baju saya nih, dari kemarin nunda terus. Habis debat ini langsung saya cuci deh!”


Orang Alim:
“Keenam, orang juga menyesal karena bersikap kasar atau tidak peka terhadap perasaan orang lain.”

Orang Awam (garuk kepala):
“Aduh, saya pernah tuh salah ngomong ke teman. Dia cerita sedih, saya malah ketawa karena pikir dia bercanda. Nyesel banget, Bro!”

Orang Alim:
“Itulah, harusnya kita lebih peka dan menjaga ucapan.”

Orang Awam (tertawa):
“Makanya, sekarang saya lebih hati-hati. Kalau teman curhat, saya siapkan wajah sedih dulu biar aman!”


Orang Alim:
“Yang ketujuh, orang sering menyesal karena tidak mengejar impian mereka. Takut gagal, lalu akhirnya menyerah.”

Orang Awam (menarik napas panjang):
“Wah, impian saya sederhana kok, Bro. Saya cuma pengen bisa tidur 12 jam sehari tanpa diganggu. Sayang, belum tercapai karena alarm terus nyebelin.”

Orang Alim (tertawa kecil):
“Itu sih bukan impian, Bro. Tapi ya, impian besar itu harus dikejar, jangan takut gagal.”

Orang Awam (semangat):
“Oke, mulai besok saya kejar mimpi tidur lebih lama lagi!”


Orang Alim (geleng kepala sambil tersenyum):
“Yang kedelapan, banyak orang menyesal karena nggak belajar dari kesalahan dan terus mengulangi hal yang sama.”

Orang Awam:
“Ah, itu kayaknya sering terjadi pas nyetir. Udah tahu macet, eh tetep aja lewat jalur yang sama. Terus marah-marah di jalan!”

Orang Alim:
“Harusnya kan belajar dari pengalaman, cari jalan lain.”

Orang Awam (tertawa):
“Iya, tapi kadang saya mikir siapa tahu macetnya kali ini beda. Siapa tahu kan ada kejutan?”


Orang Alim:
“Kesembilan, orang sering menyesal karena tidak mau memaafkan atau minta maaf.”

Orang Awam (mengangguk cepat):
“Wah, bener banget! Saya pernah ribut sama tetangga gara-gara parkir sembarangan. Nyesel nggak minta maaf dari awal, jadi lama baikan.”

Orang Alim:
“Makanya, memaafkan dan minta maaf itu penting, Bro.”

Orang Awam (sambil ketawa):
“Kalau minta maafnya sambil bawa martabak sih pasti cepet baikan!”


Orang Alim:
“Terakhir, orang sering menyesal karena terlalu fokus pada harapan orang lain dan mengabaikan kebahagiaan sendiri.”

Orang Awam:
“Wah, saya selalu berusaha bahagia kok, Bro. Mau gimana pun, yang penting hidup nyaman.”

Orang Alim (tersenyum):
“Ya, tapi jangan lupa kebahagiaan sejati bukan hanya dari dunia, tapi juga dari hati yang damai.”

Orang Awam (tertawa):
“Damai itu mahal, Bro! Kalau nggak ada martabak dan teh manis, damainya kurang!”


Penutup:
Mereka berdua akhirnya tertawa lepas setelah debat panjang. Orang Alim sadar bahwa Orang Awam punya cara sendiri melihat hidup, sementara Orang Awam mulai berpikir, mungkin ada beberapa nasihat yang bisa dicoba. Yang penting, mereka tetap menikmati perbincangan meski dengan gaya yang berbeda!

Advertisement