DEBAT PENGGUNA MOTOR LISTRIK, MOTOR BENSIN DAN TUKANG BENGKEL + IBU RUMAH TANGGA
Di sebuah bengkel motor milik Pak Bambang, terjadi perdebatan kocak yang tak sengaja melibatkan pengguna motor listrik, motor bensin, ibu-ibu yang sedang memikirkan angsuran motor anaknya, dan sang pemilik bengkel.
Pak Jokowi, seorang pengguna motor listrik yang bangga dengan pilihannya, masuk ke bengkel sambil tersenyum lebar. Di sebelahnya, ada Pak Prabowo, pengguna setia motor bensin, yang sedikit skeptis melihat motor listrik. Mereka berdua bertemu di bengkel yang juga kebetulan disambangi oleh Bu Mega, ibu-ibu yang sedang galau memikirkan angsuran motor anaknya.
Pak Jokowi (tersenyum bangga sambil menunjuk motor listriknya):
"Wah, motor listrik itu masa depan! Lihat nih, nggak berisik, ramah lingkungan, dan yang paling penting, hemat BBM! Hahaha."
Pak Prabowo (menjawab dengan nada meremehkan):
"Hemat BBM? Ya jelas, wong nggak pakai BBM! Tapi, motor listrik nggak punya 'jiwa.' Gak ada suara knalpot yang bikin semangat, nggak bisa 'ngeblar.' Kalau touring pakai motor listrik, mana serunya?"
Pak Jokowi:
"Eh, justru karena nggak berisik, kita bisa menikmati perjalanan dengan lebih tenang. Nggak bikin polusi suara, nggak bikin telinga sakit. Coba kamu pikir, seberapa banyak uang yang kamu buang buat beli bensin? Kalau saya, tinggal colok di rumah, selesai!"
Pak Prabowo (tertawa keras):
"Colok? Hahaha! Ya terus gimana kalau lagi di jalan dan baterai habis? Mau colok di pohon? Saya mah tinggal isi bensin di pom terdekat, nggak repot-repot nyari colokan."
Saat mereka berdebat, Bu Mega yang sedang galau mendengar percakapan itu, tiba-tiba menyela sambil garuk-garuk kepala.
Bu Mega:
"Aduh, kalian ngomongin motor listrik dan bensin, ya? Saya ini lagi pusing mikirin angsuran motor anak saya. Nggak peduli listrik atau bensin, yang penting angsurannya lunas dulu. Gimana mau mikir soal baterai atau bensin kalau angsurannya belum kelar? Huh!"
Pak Jokowi dan Pak Prabowo terdiam sejenak, lalu tertawa kecil.
Pak Prabowo (kepada Bu Mega):
"Hahaha, tenang, Bu. Kalau motor anaknya bensin, masih bisa saya bantu. Bensin itu nggak mahal-mahal amat kok. Tinggal isi, jalan terus. Kalau motor listrik, kayak Pak Jokowi ini, malah harus mikirin colokan."
Bu Mega (dengan ekspresi lelah):
"Ah, bensin atau colokan, yang penting jangan motor mogok di jalan. Anak saya sering mogok, padahal cicilannya belum mogok. Itu yang bikin saya stres!"
Pak Bambang, sang pemilik bengkel, yang dari tadi mendengar perdebatan mereka, akhirnya ikut bicara. Dia menepuk-nepuk motornya dan berkata:
Pak Bambang:
"Saya mah nggak peduli motor listrik atau bensin, yang penting dua-duanya pada rusak biar bengkel saya rame. Kalau motor kalian sehat terus, saya mau makan dari mana? Hahaha!"
Semua orang di bengkel tertawa. Pak Jokowi dan Pak Prabowo akhirnya setuju bahwa baik motor listrik maupun bensin, semuanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sementara Bu Mega tetap bergelut dengan angsuran, dan Pak Bambang berharap motor-motor tetap sering mampir ke bengkelnya.
Pesan moral: Dalam kehidupan, perdebatan soal teknologi dan gaya hidup selalu ada, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita menghadapi kenyataan sehari-hari—seperti cicilan dan servis motor!