PERANG KLIK IKLAN SEDOT WC DI GOOGLE ADS
"Perang Klik Sedot WC"
Di sebuah kota kecil, ada dua bos jasa sedot WC: Pak Joko dan Pak Budi. Keduanya dikenal ambisius dan selalu ingin menguasai pasar. Suatu hari, mereka mendengar tentang Google Ads, platform iklan yang bisa membuat nama bisnis mereka tampil di halaman pertama pencarian Google.
Pak Joko dengan semangat berkata kepada asistennya, “Kita harus pasang iklan! Kalau bisnis kita muncul di atas, pelanggan pasti lari ke kita!”
Pak Budi di tempat lain juga berpikiran sama. Ia berujar, “Ini zamannya digital! Saya mau bisnis saya selalu di nomor satu!”
Babak 1: Perang Dimulai
Keduanya mulai memasang iklan di Google Ads dengan kata kunci “Sedot WC murah”, “Jasa sedot WC terpercaya”, dan “Sedot WC nomor satu di kota”. Dalam hitungan jam, iklan mereka sudah tayang, saling bersaing di posisi teratas.
Namun, masalah mulai muncul ketika Pak Joko melihat iklan Pak Budi.
“Wah, ini nggak bisa dibiarkan. Kalau pelanggan klik iklan dia, bisnis saya bisa kalah,” gumamnya.
Pak Joko pun memutuskan untuk melakukan "klik sabotase": setiap kali ia melihat iklan Pak Budi, ia akan mengkliknya tanpa niat memesan. Harapannya, anggaran iklan Pak Budi habis lebih cepat.
Tak disangka, Pak Budi ternyata memikirkan hal yang sama! Ia juga memerintahkan asistennya, “Setiap lihat iklan Pak Joko, langsung klik sampai puas! Biar dia bangkrut bayar iklan!”
Babak 2: Serangan Balik
Hari demi hari, keduanya terus saling klik. Pak Joko bahkan menyewa keponakannya untuk ikut-ikutan klik iklan Pak Budi.
“Klik terus sampai tanganmu pegal!” seru Pak Joko sambil tertawa licik.
Di sisi lain, Pak Budi malah memanfaatkan warnet di dekat rumahnya. “Ayo anak-anak, siapa yang mau dapat bonus pulsa? Klik iklan ini tiap lima menit!” katanya sambil menunjukkan iklan Pak Joko.
Babak 3: Kerugian Bersama
Dua minggu berlalu, dan akhirnya Google mengirim laporan biaya iklan ke masing-masing bos.
Pak Joko melotot melihat tagihannya: Rp 15 juta. Ia hanya mendapat dua pelanggan dari iklan itu. “Astaga, apa ini?! Kok cuma dapat dua orderan?!”
Pak Budi tak kalah syok. Ia menerima tagihan sebesar Rp 20 juta. “Ya ampun! Saya cuma dapat satu pelanggan, itupun cuma minta sedot WC untuk bak mandi kecil!”
Keduanya akhirnya menyadari bahwa mereka telah saling menjatuhkan tanpa hasil. Dalam frustrasi, Pak Joko menghubungi Pak Budi.
“Pak Budi, jujur aja. Bapak yang klik-klik iklan saya, kan?”
Pak Budi terdiam sebentar lalu tertawa, “Iya, tapi Bapak juga klik iklan saya, kan?”
Keduanya akhirnya tertawa pahit sambil berkata hampir bersamaan, “Ternyata strategi kita sama-sama bodoh.”
Epilog: Damai di Dunia Sedot WC
Sejak hari itu, mereka sepakat untuk tidak saling sabotase lagi. Alih-alih bersaing lewat Google Ads, mereka memutuskan untuk fokus memperbaiki pelayanan. Pak Joko kini memberikan garansi “WC wangi setelah sedot,” sementara Pak Budi menawarkan promo “Sedot dua bak, bayar satu.”
Walaupun mereka tidak pernah menjadi sahabat, mereka belajar satu hal penting: kadang-kadang, persaingan yang terlalu panas hanya menghasilkan kerugian bagi semua pihak.
Advertisement